Coronavirus masih akan hantui pasar saham pekan depan

"Pasar mulai kawatir dampak kerusakan ekonomi akibat wabah coronavirus."

Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/2/2020). Foto Antara/Reno Esnir

Jumlah korban meninggal akibat wabah coronavirus diperkirakan dapat melebihi jumlah korban SARS yang mewabah pada 2002-2003. Direktur Anugrah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan, pasar saham akan kembali khawatir terkait coronavirus.

"Pasar mulai kawatir dampak kerusakan ekonomi akibat wabah coronavirus," kata Hans, Sabtu (8/2).

Berdasarkan data per Sabtu (8/2), korban meninggal akibat coronavirus telah mencapai 724 orang. Adapun jumlah korban total meninggal akibat SARS berjumlah 774 orang.

Menurut Hans, negara yang menjalin hubungan perdagangan besar dengan China dipastikan terganggu ekonominya akibat karantina untuk observasi virus baru itu. Hal ini lantaran karantina yang dilakukan akan menganggu rantai pasokan global, akibat banyak pabrik China yang tutup.

Selain sentimen yang datang dari daratan Negeri Tirai Bambu, fokus pasar selain coronavirus di kawasan Eropa adalah perundingan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa. Menurut Hans, kedua belah pihak berharap bisa mencapai kesepakatan perdagangan dalam periode yang relatif pendek.
 
Hans juga memperkirakan negosiasi perdagangan akan sulit setelah Menteri Luar Negeri Inggris, mengatakan Inggris tidak akan mengikuti aturan Uni Eropa dalam setiap perjanjian perdagangan pasca-Brexit.