Covid-19 gerus tingkat hunian hotel di Bali dan Jakarta

Tingkat okupansi hotel di Bali anjlok hingga 40% pada Februari 2020.

Tamu berada dalam kamarnya di salah satu hotel bintang lima di Banda Aceh, Aceh, Jumat (3/4/2020). Foto Antara/Ampelsa.

Lembaga riset properti Colliers International Indonesia menyatakan tingkat hunian (okupnasi) dan tingkat rata-rata harga hotel di Jakarta dan Bali tergerus akibat pandemi Covid-19.

Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan data Colliers hingga akhir Februari 2020 menunjukkan telah ada penurunan tingkat okupansi, terutama untuk hotel di Bali.

Tingkat okupansi hotel (average occupancy rate/AOR) di Bali tercatat menurun hampir 30% secara month-to-month (mtm), dari 70% pada Januari 2020, menjadi 40% pada Februari 2020. Sementara, tingkat rata-rata harga (average daily rate/ADR) hotel di Bali secara mtm juga turut mengalami penurunan dari US$120 menjadi US$80.

"Bulan Februari industri hotel di Bali mengalami penurunan okupansi sejak pemerintah resmi menutup penerbangan dari dan ke China. Seperti diketahui, China masuk ke dalam tiga besar pangsa pasar pariwisata Bali," tutur Ferry dalam konferensi pers virtual Colliers Indonesia, dari Jakarta, Rabu (8/4).

Penurunan tingkat okupansi tersebut, lanjut Ferry, tidak mengikuti pola yang sudah ada selama ini. Ke depan, Ferry melihat tren penurunan okupansi maupun harga kamar akan turun lebih dalam lagi karena tamu domestik lebih memilih untuk tidak bepergian.