Program Kartu Prakerja telah menjangkau 5,5 juta jiwa sejak diluncurkan pada Maret 2020 hingga kini.
Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri, menilai, Program Kartu Prakerja berjalan baik. Namun, perlu peningkatan mengingat ada dua sisi persoalan ketenagakerjaan, permintaan dan suplai tenaga kerja.
"Kartu Prakerja mencoba menangani dari sisi suplainya, berusaha meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang ada ini supaya sesuai dengan permintaan," ujarnya, Jumat (26/2).
Yose melanjutkan, persoalan tenaga kerja lain di Indonesia adalah tingginya permintaan tenaga kerja. Hal ini selaras dengan investasi yang meningkat.
"Itu yang dilakukan dengan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. Jadi, UU Cipta Kerja (Ciptaker) dengan Prakerja satu sama lain saling komplementer," jelasnya.
CSIS pun mendorong Kartu Prakerja dilanjutkan mengingat program tersebut meningkatkan kompetensi 88,9% penerimanya. Hal tersebut merujuk Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2020.