Dapatkah sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi dari resesi?
PDB sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 anjlok hingga minus 5,32% secara tahunan atau year on year (yoy), dan secara quarter to quarter (qtq), angkanya pun minus 4,19%. Jika kuartal III-2020 kembali tumbuh negatif, Indonesia memasuki jurang resesi.
Dari data yang sama, PDB sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020. PDB pertanian tumbuh 16,24% (qtq) atau paling tinggi dibandingkan sektor lainnya. Bahkan, secara yoy sektor pertanian tetap berkontribusi positif dengan pertumbuhan 2,19%.
Pertumbuhan sektor pertanian ditopang subsektor tanaman pangan yang tumbuh tinggi 9,23%. Selain karena pergeseran musim tanam, ini terjadi karena jajaran Kementerian Pertanian terus bekerja mendampingi selama masa pandemi Covid-19.
Bagai mengulang sejarah, sektor pertanian senantiasa menjadi penyelamat tatkala krisis menerjang. Saat Indonesia diterpa krisis moneter pada 1997-1998, sektor pertanian bertahan, bahkan tumbuh positif. Saat ekonomi nasional terkontraksi 13,10% pada 1998, sektor pertanian tetap tumbuh 0,26%. Ini berulang saat krisis 2007-2008.
Pertanian, dengan produk utama pangan, adalah kebutuhan dasar. Ketika kebutuhan lain bisa ditunda, pangan harus tetap terpenuhi. Di saat pandemi seperti sekarang ini, manusia kembali berkutat dengan kebutuhan dasarnya: makan, kesehatan, dan keamanan jiwa raga.