DBS: Perekonomian Indonesia menghadapi banyak tantangan

DBS juga mengimbau Bank Indonesia menaikkan suku bunga serta harga bahan bakar dan energi. 

Sejumlah alat berat dan pekerja berada di lokasi proyek jalan nasional trans Sulawesi di Kawasan Pegunungan Kebun Kopi di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah./AntaraFoto

DBS Group Research mengumumkan hasil risetnya tentang perekonomian Indonesia tahun ini. Dari data yang diberikan, menunjukkan, kendati perekonomian nasional mengalami banyak tantangan di tahun ini, namun perekonomian Indonesia mulai stabil dalam beberapa tahun terakhir. DBS juga mengimbau Bank Indonesia menaikkan suku bunga serta harga bahan bakar dan energi. 

Bank DBS FX and Rates Startegist ASEAN, Duncan Tan, mengatakan, terlepas dari kestabilan ini, ekonomi dunia menghadapi berbagai tantangan. Diantaranya harga minya yang tinggi, mata uang dollar AS yang menguat, serta kenaikan tajam pada suku bunga AS. 

"Ini membawa implikasi negatif bagi posisi neraca pembayaran ekonomi, fiskal, inflasi, persyaratan pembiayaan, dan arah kebijakan," ujar Duncan seperti dikutip dalam siaran persnya. 

DBS juga memperkirakan defisit transaksi berjalan tampaknya akan kembali di atas 2% dari PDB pada 2018. Memang harga komoditas yang lebih tinggi telah mengangkat ekspor, tetapi diimbangi oleh defisit perdagangan minyak dan gas yang melebar. 

Selain itu, impor dan arus keluar yang lebih tinggi di bawah segmen pendapatan primer juga menambah pengaruh perekonomian di Indoneisa. Secara bersamaan, normalisasi kebijakan yang sedang berlangsung di pasar global telah meninggalkan aliran portofolio yang rentan terhadap potensi pembalikan tahun ini.