Derita pedagang kecil: Inflasi tinggi, pembeli sepi

Kenaikan harga bahan pangan, elpiji, dan harga BBM membuat modal pedagang melonjak sementara pembeli kian sepi.

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Abdurrahman Hanif mengamuk lantaran ibunya enggan membelikan permen kapas di depan pintu masuk Ramayana Robinson Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Minggu pagi (16/10) itu. Lia, sang ibu mengatakan harga arum manis atau permen kapas Rp12.000 per buah, sedang uang cash sisa kembalian di dompetnya hanya Rp10.000. 

“Bapak penjualnya juga enggak mau kasih diskon. Sudah ditawar juga enggak mau,” gerutu perempuan 33 tahun itu, saat berbincang dengan Alinea.id.

Si penjual permen kapas Supriyanto pun beralasan sebelum bulan Puasa, dia memang menjual gula-gula kapasnya dengan harga Rp10.000 per buah. Namun, karena harga bahan pokok dan lain-lain naik, dia terpaksa mengerek harga dagangannya.

Jika tidak, pedagang 55 tahun ini tidak bisa mencukupi kebutuhan hariannya. Padahal, selain dirinya, Supriyanto juga harus memenuhi kebutuhan hidup istri dan dua cucu yang tinggal bersamanya. Belum lagi, belakangan dagangannya semakin sepi pembeli.

“Kalau tetep Rp10.000, yang beli sedikit, untungnya cuma dikit. Kalau gitu, saya makan apa nanti?” keluhnya, kepada Alinea.id.