Ditolak SP Pertamina, Ahok menyebut lulusan S-3 Mako Brimob

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menanggapi santai penolakan dirinya oleh Serikat Pekerja Pertamina.

Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok (kiri) berjabat tangan dengan Wakil Menteri BUMN Kartiko Wiryoatmojo saat acara penyerahan surat keputusan (SK) di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11).AntaraFoto

Basuki Tjahaja Purnama resmi menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina (Persero). Pria yang biasa disapa Ahok itu dikukuhkan sebagai komisaris utama melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB hari ini. Ia didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama.

Pengangkatan Ahok menuai pro dan kontra. Ada yang setuju, tidak sedikit yang menolak. Salah satu yang menolak adalah Serikat Pekerja (SP) Pertamina. Ahok dinilai tidak tepat menduduki posisi direksi atau komisaris.

BTP, begitu Ahok meminta disapa, menanggapi santai penolakan itu. Secara guyonan, Ahok mengatakan bahwa dia merupakan lulusan strata-3 atau S-3. "Dia tidak tahu, saya ini sudah lulusan S-3 dari Mako Brimob," ujar Ahok sambil bercanda di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11).

Rumah Tahanan atau Rutan Mako Brimob di Depok, Jawa Barat, merupakan tempat Ahok menjalani masa tahanan. Di rutan itu ia mendekam selama dua tahun usai divonis bersalah dalam kasus penodaan agama. Setelah bebas, Ahok pulang ke kampung halamannya di Desa Lenggang, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ahok tiba Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11) pukul 09.24 WIB dengan mengenakan batik berwarna cokelat. Kedatangan Ahok untuk menerima surat keputusan pengangkatan dirinya sebagai Komisaris Utama Pertamina. Sebelumnya, Pertamina menggelar RUPSLB.