Dorong ekonomi digital, Kominfo diminta optimalkan frekuensi broadband

Teknologi Broadband Wireless Acces (BWA) akan mendorong industri digital dan pendapatan negara bukan pajak.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dinilai belum maksimal dalam mengembangan teknologi Broadband Wireless Acces (BWA) atau Akses Jalurlebar Nirkabel. Alinea.id/Soraya Novika

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dinilai belum maksimal dalam mengembangan teknologi Broadband Wireless Acces (BWA) atau Akses Jalurlebar Nirkabel.

Pengamat Kebijakan Pajak sekaligus Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA)Yustinus Prastowo menilai buruknya kondisi pemanfaatan BWA di Indonesia pada akhirnya membawa dampak terhadap pembangunan ekonomi digital dan bidang telekomunikasi. 

BWA sendiri merupakan teknologi komunikasi data berkecepatan tinggi dengan media nirkabel. Teknologi yang meliputi BWA di antaranya adalah akses internet pita lebar, VoIP atau teleponi internet dan layanan on demand.

Saat ini, operator BWA berguguran satu per satu. Sampai dengan 2019, hanya tersisa tiga operator, yaitu Berca, Telkom dan Indosat M2.

"Sektor PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) terkena dampak langsung, akibatnya selama 10 tahun usia perizinannya, Kominfo hanya memperoleh 72% dari target PNBP BWA atau hanya sekitar Rp4,1 triliun," ujar Yustinus dalam diskusi Konektivitas dan Optimalisasi Pemanfaatan Frekuensi di Jakarta, Selasa (12/11).