Anggota Komisi VI DPR pertanyakan komitmen pemerintah moratorium pabrik semen

Indonesia mengalami over supply semen sebanyak 50 juta ton, sehingga tak akan memerlukan pembangunan pabrik semen baru hingga 2030.

Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade. Foto : Azka/Man

Anggota Komisi VI DPR Fraksi Gerindra Andre Rosiade melemparkan pertanyaan kepada Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terkait komitmen moratorium pabrik semen di Indonesia.

Menurut Andre, Indonesia saat ini mengalami over supply semen sebanyak 50 juta ton, sehingga tak akan memerlukan pembangunan pabrik semen baru hingga 2030. Andre pun menagih janji Bahlil soal moratorium tersebut yang dikhawatirkan mengganggu produktifitas industri semen lokal yang keberadaannya mulai terlibat dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

“Bapak janji moratorium semen, tetapi kenapa pabrik semen di Aceh dan Kalimantan masih berjalan? Saya khawatir aktivitas produksi pabrik di Kaltim ganggu industri semen dalam negeri yang lagi eksis untuk IKN,” tanya Andre dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM RI, Jumat (10/6).

Menjawab pertanyaan Andre, Bahlil pun menunjukkan hasil laporan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang sudah ada di tangannya. Berdasarkan laporan BPKP, Bahlil mengakui Indonesia masih mengalami surplus.

“Laporan BPKP sudah ada. Benar, hasil BPKP Indonesia masih terjadi surplus semen sebanyak 40 juta metrik ton,” jawab Bahlil.