sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pefindo turunkan peringkat SMGR usai akuisisi SMCB

Pefindo menurunkan peringkat obligasi berkelanjutan I tahun 2017 dan 2019 milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 06 Sep 2019 21:34 WIB
Pefindo turunkan peringkat SMGR usai akuisisi SMCB

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat obligasi berkelanjutan I tahun 2017 dan 2019 milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

Obligasi yang diterbitkan emiten pelat merah bersandi saham SMGR senilai Rp7,078 triliun tersebut diturunkan rating-nya dari AA+ menjadi AA.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, analis Pefindo Yogie Surya Perdana mengatakan penurunan rating tersebut disebabkan lambannya sinergi antara Semen Indonesia dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB). Sinergi tersebut berjalan tak sesuai harapan.

"Akuisisi Holcim Indonesia (berubah nama menjadi Solusi Bangun Indonesia atau SBI), dan sinergi yang tercipta antara SBI dan SMGR yang lebih lambat daripada yang diharapkan di tengah kondisi industri yang relatif lemah," kata Yogie, Rabu (4/9).

Pefindo juga mengatakan pada semester I-2019, earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) to interest menjadi salah satu pertimbangan Pefindo menurunkan peringkat obligasi Semen Indonesia.

"Debt to EBITDA meningkat menjadi 5,4 kali. Sedangkan EBITDA to interest melemah menjadi 2,1 kali. Level tersebut tak sepadan dengan rasio untuk peringkat AA+ lainnya," ujar Pefindo.

Kendati demikian, perusahaan dengan peringkat AA memiliki peringkat yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.

Peringkat AA tersebut mencerminkan posisi pasar Semen Indonesia yang sangat kuat di industri semen, fasilitas produksi dan logistik perusahaan yang terdiversifikasi, serta potensi pasar baru atas akuisisi Holcim Indonesia.

Sponsored

"Namun, karena leverage keuangan perusahaan yang tinggi, kompetisi pada industri semen yang ketat, dan paparan terhadap volatilitas di sektor properti dan konstruksi membatasi peringkat SMGR," tulis Pefindo.

Peringkat akan dinaikkan apabila SMGR secara material dapat merealisasikan sinergi dengan SMCB. Sehingga, nantinya SMGR dapat meningkatkan profil kredit perusahaan ke level yang sepadan dengan peringkat AA+.

Namun, peringkat SMGR dapat diturunkan jika perseroan tidak mampu mencapai pendapatan dan EBITDA sesuai harapan. Selain itu, jika terjadi penurunan market share yang signifikan, atau tingkat utang SMGR lebih tinggi dari ekpektasi, dan tidak disertai dengan tambahan pendapatan yang memadai, peringkat SMGR bisa turun lagi.

Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Vita Mahreyni, pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan peringkat tersebut diberikan Pefindo berdasarkan data dari informasi serta laporan keuangan unaudited semester I-2019 dan laporan keuangan audited 2018.

"Peringkat tersebut berlaku hingga 1 Maret 2020," ujar Vita.

Pada semester I-2019, pendapatan konsolidasi SMRG mencapai Rp16,35 triliun. Capaian itu melonjak 22,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,3 triliun.

Akan tetapi, beban pokok pendapatan perseroan juga melonjak 22,8% menjadi Rp11,6 triliun dari Rp9,5 triliun. Tingginya beban keuangan membuat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk melorot 50,09% menjadi Rp484,78 miliar dari Rp971,3 miliar.

Adapun, utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun melonjak 646% dari Rp83,73 miliar menjadi Rp620,13 miliar. Sedangkan, pinjaman bank jangka panjang juga melejit 318% dari Rp4,87 triliun menjadi Rp20,38 triliun.

Setali tiga uang, utang obligasi jangka panjang SMGR juga melesat 135% menjadi Rp7,06 triliun pada semester I-2019 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,99 triliun. 

Berita Lainnya
×
tekid