Ekonomi di Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan melambat

Namun, pertumbuhan ekonomi negara-negara yang lebih kecil di kawasan ini tetap kuat.

Warga berjalan di aula terminal Bandara Internasional Daxing yang baru diresmikan menjelang peringatan 70 tahun Republik Rakyat China di pinggiran kota Beijing, China, Sabtu (28/9).AntaraFoto

Bank Dunia memproyeksikan pelambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik, dari 6,3% pada 2018, menjadi 5,8% pada 2019. Kemudian akan melambat terus hingga 5,7% pada 2020 dan 5,6% pada 2021.

Berdasarkan laporan Bank Dunia East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2019 Weathering Growing Risk, mengatakan melemahnya permintaan global, termasuk dari China, dan meningkatnya ketidakpastian ketegangan perdagangan AS-China yang sedang berlangsung telah menyebabkan penurunan ekspor dan pertumbuhan investasi.

Laporan tersebut melanjutkan, di kawasan ini selain China, pertumbuhan konsumsi tetap stabil, meskipun sedikit lebih rendah dibandung periode yang sama tahun lalu. Namun, pertumbuhan ekonomi negara-negara yang lebih kecil di kawasan ini tetap kuat, mencerminkan keadaan spesifik negara termasuk pertumbuhan yang stabil di sektor pariwisata, real estat, dan ekstraktif.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa mengatakan ketika pertumbuhan melambat, tingkat penurunan kemiskinan turut melambat.

“Kami sekarang memperkirakan hampir seperempat penduduk di negara berkembang Asia Timur dan Pasifik hidup di bawah garis kemiskinan kelas menengah-atas sebesar US$5,50 per hari," tutur Victoria.