Ekonomi kuartal II kemungkinan tumbuh negatif

PSBB membuat mayoritas aktivitas ekonomi yang membutuhkan mobilitas tinggi, menjadi terbatas pergerakannya.

Refleksi kaca deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (1/6/2020). Foto Antara/Nova Wahyudi/wsj.

Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penerapan kenormalan baru atau new normal tidak akan membuat perekonomian kembali bergerak secara signifikan. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, mayoritas aktivitas ekonomi yang membutuhkan mobilitas tinggi tetap akan terbatas pergerakannya.

"Meski ada pelonggaran PSBB, aktivitas produksi tak akan kembali. Sehingga kuartal II-2020 tetap akan tumbuh negatif. Kuartal II-2020 juga menjadi bagian yang paling berat, pasti lebih parah dari kuartal-I 2020," kata Febrio dalam konferensi virtual BKF, Kamis (4/6).

Febrio melanjutkan, pelonggaran PSBB harus dilihat secara komprehensif. Misalnya apabila PSBB berakhir di Jakarta, justru daerah lain membutuhkan PSBB.

Dia mengatakan, pihaknya mencoba menangkap dinamika ini dan melakukan antisipasi. "Masalah Covid-19 ini belum akan selesai. New normal ini tak akan berlaku seragam di Indonesia. Ini harus kami pelajari," tutur dia.

Febrio mengatakan, Kementerian Keuangan akan tetap mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi terbaru. Hanya saja, kata dia, proyeksi ini tetap akan diliputi ketidakpastian.