Ekonomi masih baik, pasar diminta tidak panik

Tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya bersumber dari dinamika perekonomian global

OJK, BI dan Kemenkeu menggelar jumpa pars mengenai kondisi ekonomi di Indonesia./Eka Setiyaningsih

Pelaku pasar diminta tidak panik dengan perkembangan pasar modal. Terlebih lagi kinerja pasar modal di Indonesia lebih banyak disebabkan faktor eksternal. Misalkan saja, perang dagang antara AS dan China serta meningkatnya eskalasi krisis ekonomi di Argentina, Afrika Selatan, dan Turki.

Kekhawatiran pelaku pasar nampaknya cukup beralasan. Pasalnya, secara year to date kinerja IHSG sudah -9,12%. Berada di nomor lima dari enam pasar modal di Asia Tenggara. Urutan ke 10 dari 13 pasar modal di Asia Pasifik. Serta urutan ke 31 dari 36 pasar modal di dunia.

Kendati begitu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menyampaikan, kinerja pasar modal di Indonesia masih sangat baik. Tercermin dari masih maraknya aktivitas perusahaan yang menggalang dana melalui pasar modal meski tengah dipengaruhi oleh faktor eksternal.

"Kinerja pasar modal Indonesia masih sangat baik. Diharapkan dapat melampaui pencapaian 2017, sebanyak 46 emiten saham dan obligasi baru. Di samping itu OJK juga terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas di sektor jasa keuangan," kata Hoesen di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (7/9).

Kepala Grup Riset Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Reza Anglingkusumo, menambahkan, ketidakpastian ekonomi global meningkat, di tengah pertumbuhan ekonomi yang tidak merata yakni, kuatnya laju ekonomi AS dibandingkan negara di kawasan Eropa, Jepang, serta China.