Ekonomi RI kuartal II diramal minus 6%

Krisis yang terjadi saat ini disebabkan oleh melemahnya permintaan.

Ilustrasi pembangunan. Foto Pixabay.

Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkontraksi 1,5%-3% pada tahun 2020.

Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal mengatakan jika puncak pandemi terjadi di kuartal IIII hingga kuartal IV dan pemerintah masih tetap menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), maka pertumbuhan ekonomi terancam terkontraksi hingga 3%.

"Kontraksi terdalam di kuartal II 2020, kami perkirakan terkontraksi 4%-6%. Ini sangat bisa dimengerti kalau dilihat kasus Covid-19 yang terus meningkat setelah new normal," ujar Faisal dalam diskusi CORE, Selasa (21/7).

Faisal melanjutkan, krisis yang terjadi saat ini disebabkan oleh melemahnya permintaan, bukan karena gangguan pada ketersediaan. Lesunya permintaan, lanjut Faisal, terlihat pada indikator indeks penjualan riil yang menggambarkan sektor ritel di Indonesia mengalami kontraksi tajam sejak pandemi. Bahkan pada puncaknya di bulan Mei, pelemahan riil menyentuh minus 20,6%.

Sebelumnya ketika kenormalan baru diterapkan di bulan Juni, indeks penjualan riil ini sempat diprediksi akan membaik. Namun ternyata realisasinya sangat sulit karena masyarakat masih menahan konsumsi.