Erick Thohir mau restrukturisasi utang BUMN karya

Kementerian BUMN harus melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan BUMN.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di sela-sela sebuah acara diskusi di Jakarta, Sabtu (16/8/2020). Foto dokumentasi FMB 9.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, 90% kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah terganggu akibat pandemi Covid-19. Akibatnya Kementerian BUMN harus melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan BUMN. Mulai dari pengurangan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga restrukturisasi utang.

Salah satu klaster BUMN yang menjadi perhatian Erick adalah BUMN karya. Menurutnya, pembangunan yang dilakukan BUMN karya membutuhkan dana sangat besar. Namun, akibat kondisi Covid-19, pemasukan BUMN karya mengalami penurunan yang signifikan.

"Akibatnya, ada perusahaan yang sejak awal punya utang cukup tinggi, ini harus direstrukturisasi. Alhamdulillah, kami punya rekam jejak cukup baik ketika merestrukturisasi Krakatau Steel," kata Erick dalam rapat kerja di Komisi VI DPR RI, Rabu (20/1).

Berdasarkan laporan keuangan BUMN karya di kuartal III-2020, masing-masing BUMN karya memang memiliki jumlah utang yang cukup signifikan. Jumlah liabilitas terbesar di antara empat BUMN karya yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimiliki PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dengan total liabilitas mencapai Rp91,8 triliun.

Tercatat, emiten berkode WSKT ini memiliki liabilitas jangka pendek senilai Rp38,7 triliun, yang didominasi oleh utang usaha sebesar Rp12,9 triliun dan utang bank jangka pendek sebesar Rp11 triliun. Lalu, total liabilitas jangka panjang WSKT sebesar Rp53 triliun, yang didominasi utang bank jangka panjang dengan pihak berelasi sebesar Rp17 triliun.