Menteri Teten: Fintech P2P lending sudah bantu pendanaan 13.000 UMKM

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Oktober total terjadi Rp18,8 triliun transaksi e-money oleh UMKM.

Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menyatakan UMKM Indonesia belum siap bersaing dengan pengusaha besar terutama di kancah internasional. Alinea.id/Annisa Saumi

Inklusifitas keuangan menjadi aspek penting untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, hingga saat ini 23 juta pelaku UMKM belum mendapatkan akses ke perbankan.

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan, ada tiga isu utama yang dihadapi UMKM saat ini. Kementeriannya tengah mencoba menyelesaikan masalah tersebut.

"Ada tiga isu utama UMKM go digital, pertama kapasitas produksi, kedua kualitas, dan ketiga literasi digital. Ini perlu diperhatikan dan kementerian juga sudah menyiapkan rencana, termasuk bermitra dengan swasta," kata Teten dalam webinar Koinworks, Kamis (3/11).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kata Teten, hingga Oktober total terjadi Rp18,8 triliun transaksi e-money oleh UMKM. Lalu, untuk peer to peer lending, telah digunakan 13.000 UMKM.

"Dari data itu, saya kira (UMKM) kita sudah mulai masuk ke fintech. Untuk fintech artinya sudah membantu UMKM yang belum bankable untuk mengakses pembiayaan," ujarnya.