Gabah jadi rebutan pembeli karena panen masih terbatas

Penggilingan padi dan pedagang di berbagai daerah berebut gabah. Harga gabah naik. Bukan hanya penggilingan, petani kini menyimpan gabah.

Ilustrasi petani. Foto Pixabay.

Produksi gabah diperkirakan masih terbatas. Produksi yang terbatas itu menjadi rebutan pelaku usaha perberasan, baik penggilingan padi maupun pedagang. Akibatnya, harga gabah tetap bertahan tinggi, bahkan cenderung naik.

Pemilik penggilingan padi besar di Palembang, Sumatera Selatan, menjelaskan saat ini produksi padi di provinsi produsen padi terbesar kelima di Indonesia itu belum besar. "Harus diakui pasar lagi kosong. Dimana-mana penggilingan padi kejar gabah," kata narasumber yang tak mau disebut jati dirinya itu, Rabu (8/3). 

Saat ini, kata dia, harga gabah kering panen (GKP) sekitar Rp5.100/kg. Harga ini tidak berubah meskipun Badan Pangan Nasional atau Bapanas telah mencabut surat edaran batas atas harga pembelian gabah dan beras pada Selasa (7/3) lalu.

Dia menjelaskan, ketika Bapanas menetapkan harga batas atas pembelian GKP di tingkat petani dan penggilingan masing-masing Rp4.550 per kg dan Rp4.650 per kg, gabah kering giling (GKG) Rp5.700 per kg, dan beras medium di gudang Bulog Rp9.000 per kg, harga gabah di Sumatera Selatan tidak turun.

"Kami tidak dapat barang. Petani di sini pasang harga Rp5.100/kg GKG. Tahun ini stok di penggilingan tipis. Gabah menjadi rebutan, sedangkan permintaaan pasar kencang," kata sumber itu kepada Alinea.id.