Garuda beberkan strategi bisnis demi raih profit tinggi

Garuda juga berencana meningkatkan peluang dalam transshipment khususnya untuk Cina, Eropa, dan Australia.

Ilustrasi. Dokumentasi Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia saat ini tengah gencar memperbaiki kinerja bisnisnya usai proposal perdamaian dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) disahkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Maskapai pelat merah ini menyiapkan beberapa strategi untuk mencapai tujuannya, yakni perusahaan penerbangan yang memiliki keuntungan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, Garuda Indonesia sebelumnya jarang memperoleh profit tinggi meski pendapatannya tinggi. Hal ini ditengarai tingginya biaya karena banyaknya fleet yang tidak terpakai maksimal, dan lease rate yang terlalu mahal.

“Sesuai mandat Menteri BUMN, Pak Erick Thohir ingin Garuda menjadi lebih baik dan bisa profitability,” ujar Kartika dalam konferensi pers, Selasa (28/6).

Kartika menambahkan, Garuda Indonesia akan memetakan ulang dan mengkaji pola kerja sama dengan maskapai luar negeri terkait code sharing yang optimal.

“Kita akan code sharing. Kalau kita bisa fokus ke beberapa airport utama di Indonesia, tentu kita bisa menjadi feeder atau konektor dari pesawat internasional. Misal Timur tengah atau US masuk Jakarta, kita yang meneruskan ke kota-kota lain,” kata Kartika.