Geliat fesyen muslim lokal di tengah gempuran impor

Fesyen muslim lokal menerapkan strategi agar bersaing dengan produk impor, mulai dari mengutamakan kualitas hingga memanfaatkan marketplace.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Fesyen muslim telah memiliki tempatnya tersendiri di tengah masyarakat. Gaya busana khas islami ini semakin gencar diproduksi para pegiat usaha lokal.

Hafsah (27) menjadi salah satu pecinta jenama lokal untuk busana syar'i. Sudah lebih dari satu dekade ini, dia setia menggunakan gaya berbusana muslim. Model yang paling ia sukai adalah gamis.

“Lebih seringnya menggunakan gamis, karena simpel dan langsung bisa dipakai tanpa pusing atasan atau bawahan,” ujar Hafsah kepada Alinea.id, Senin (24/5).

Saat memilih baju kurung yang dominan dipakai di Timur Tengah tersebut, Hafsah mempertimbangan beberapa hal. Utamanya, soal kualitas dan kenyamanan bahan saat dipakai. Seringnya, dia memilih gamis berbahan wolfis yaitu kain yang terbuat dari 100% poliester hingga katun.

Bicara soal model gamis, perempuan asal Jawa Timur ini mengaku lebih menyukai gaya simpel dan warna gelap. Dengan begitu, gamis akan lebih mudah dipadu padankan dengan warna jilbab.