Harga cabai rawit anjlok, petani tercekik rugi Rp40 miliar

Petani menjerit karena harga jual cabai rawit lebih rendah daripada ongkos produksi.

Ilustrasi / Pixabay

Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) menyatakan petani cabai rawit menanggung rugi hingga Rp40 miliar di semester I-2019. Hal ini terjadi karena kelebihan produksi cabai rawit yang menyebabkan stok menumpuk dan tak terserap pasar.

Sekretaris Jenderal Agribisnis Cabe Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan, sejak harga cabai rawit di tahun 2016 mencapai harga penjualan tertinggi sebesar Rp180.000 per kilogram (kg), sebagian besar petani cabai merah keriting ataupun cabai merah besar beralih menanam cabai rawit.

“Alhasil sekarang banyak petani yang menanam cabai rawit yang menyebabkan ketersediaannya berlimpah, sementara permintaan tetap dan membuat harganya menjadi sangat murah,” katanya saat dihubungi Alinea.id, Jumat (14/6).

Ia melanjutkan, Magelang, Jawa Tengah, sebagai salah satu daerah penghasil cabai merah, kini separuhnya telah beralih menanam cabai rawit.

Menurut Abdul, saat ini di tingkat petani, cabai rawit hanya dijual seharga Rp3.000-Rp6.000 per kg, sedangkan biaya produksi atau ongkos tanamnya Rp3.000/kg.