Hati-hati, pasar saham masih bisa jatuh lagi

Jatuhnya pasar saham disebut bergantung pada kebijakan pemerintah dalam mengatasi pandemi.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Sejak pandemi Covid-19 diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan pemerintah Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok ke level 3.000, dari posisi 6.000 pada awal tahun. Meskipun telah kembali ke level 5.000, tetapi hingga saat ini ketidakpastian ekonomi masih membayangi pergerakan pasar saham.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan tidak bisa memastikan kondisi pasar ke depan. Namun, berkaca beberapa krisis sebelumnya, Hasan melihat kejatuhan pasar saham untuk kedua kalinya masih terbuka terjadi.

"Untuk ke depan, saya tidak bisa menebak secara pasti pergerakan indeks, apakah akan terus melanjutkan recovery atau pun kembali ke bawah?" kata Hasan dalam webinar Universitas Atmajaya, Selasa (28/7).

Sebagai otoritas BEI, lanjut Hasan, dirinya mengingatkan investor untuk mengenali objek saham yang menjadi tujuan investasi. Selain itu, dia meminta investor mencermati seluruh parameter yang kemungkinan terjadi di kemudian hari, baik dari sisi makro ekonomi, mikro, dan kinerja perusahaan.

Dirinya tidak menampik jika sebagian emiten memang bisa bertahan terhadap dampak krisis Covid-19. Akan tetapi, juga ada sebagian saham atau perusahaan yang tidak bisa melewati ini semua.