HDIT, perusahaan fintech pertama yang melantai di bursa

Dana IPO yang diperoleh dari HDIT akan digunakan untuk modal kerja.

HDI akan menggunakan dana IPO untuk ekspansi modal kerja.Alinea.id/Saumi

PT Hensel Davest Indonesia, perusahaan berbasis teknologi finansial atau fintech resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (12/7). Emiten yang mendapat kode HDIT ini merupakan fintech pertama yang melantai di BEI. 

HDIT menawarkan sejumlah 381 juta lembar saham mereka ke publik yang mewakili 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. HDIT membuka harga penawaran mereka Rp525 per lembar saham dan akan mendapatkan dana segar dari pasar modal sebesar Rp200,114 miliar. 

Pada pembukaan perdagangan pagi ini, saham HDIT naik sebesar 49,52% atau ke level Rp785. Tercatat terjadi transaksi sebanyak satu kali dengan volume 10 lot dan dengan nilai Rp705.000.

Direktur Utama HDIT Hendra David menjelaskan, dari dana IPO yang diperoleh alokasinya sebesar 65% akan digunakan untuk peningkatan modal kerja Davestpay. Lewat, akuisisi merchant berupa UMKM (warung) dan individu, pembelian persediaan barang dagang, uang muka persediaan barang dagang, dan pembiayaan piutang usaha kepada pelanggan. 

"Akuisisi merchant kami targetnya masih di Indonesia Timur sejumlah 300.000 merchant tahun ini. Tapi tak menutup juga ke Indonesia bagian barat, karena tujuannya adalah untuk meningkatkan inklusi keuangan," ujar Hendra di Gedung BEI, Jumat (12/7).