IA-CEPA buat Indonesia ngenas, energi berkeadilan hanya slogan

Kerja sama ekonomi tersebut dianggap hanya membuat Indonesia rugi di berbagai sektor.

Petugas SPBU mengisi BBM ke sepeda motor milik pengendara. Antara Foto

Pemerintah Indonesia akhirnya sepakat menandatangani kerja sama ekonomi komprehensif dengan Australia atau IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement). Kerja sama tersebut dinilai membuat Indonesia ngenas. Energi berkeadilan yang kerap didengungkan pemerintah praktis hanya sekadar slogan.

Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Dian Islamiati Fatwa, dalam kesepakatan kerja sama ekonomi tersebut, terdapat beberapa poin yang dianggap hanya membuat Indonesia rugi di berbagai sektor antara lain industri pertambangan, pariwisata, pendidikan, telekomunikasi, energi, transportasi dan jasa konstruksi. 

Tak hanya itu, bahkan kerja sama tersebut mencakup sector rumah-sakit, pathology dan pelayanan rumahsakit termasuk rumah jompo yang bisa dikuasai oleh Australia. Dalam sektor-sektor yang disebutkan tadi, Australia bisa mempunyai hak kepemilikan saham sebesar 67%. 

Bahkan di sektor energi, Australia bisa berinvestasi dengan kepemilikan mencapai 95% untuk pembangkit di atas 10 megawatt. Dan lebih celakanya lagi Indonesia tidak bisa melakukan divestasi di bawah prosentase dari perjanjian IA-CEPA yang sudah disetujui.

“Opo tumon kepemilikan saham Australia hingga 67% dan tidak bisa didivestasikan?  Nilai matematika saya memang tidak pernah mencapai 9, tapi menggunakan kalkulator manapun memberikan kepemilikan saham lebih dari 50% terhadap asing sama saja menyerahkan kedaulatan bangsa kepada negara lain,” kata Dian melalui keterangan tertulisnya di Jakarta pada Rabu, (14/11).