Cegah kolaps, IBF ajak pengusaha kolaborasi dalam menjalankan bisnis

Kolaborasi juga dianggap semakin penting lantaran masyarakat dan dunia bisnis menghadapi situasi yang semakin tinggi ketidakpastiannya.

Ilustrasi kolaborasi. Freepik

Indonesia Brand Forum (IBF) untuk keenam kalinya kembali digelar dengan mengusung topik "Brand Collab Champion–Winning Thru Coopetition Not Competition". Dipilihnya topik tersebut, menurut Chairman IBF, Yuswohady, karena dunia bisnis semakin mengarah ke penguatan ekosistem di tiap industrinya.

"Dalam kondisi seperti ini dan terutama pascapandemi, strategi yang ampuh untuk memenangkan pasar bukan lagi berkompetisi, tapi koopetisi atau kolaborasi," jelas Yuswohady dalam keterangannya, dikutip Selasa (20/9).

Kolaborasi, menurutnya, menjadi jantung keunggulan sebuah bisnis karena masing-masing pihak, baik brand maupun korporat, saling bahu-membahu mengintegrasikan ekosistem fisik dan digital. Kerja sama dinilai menghasilkan win-win solution bagi semua pihak.

Kolaborasi juga dianggap semakin penting lantaran masyarakat dan dunia bisnis menghadapi situasi yang semakin tinggi ketidakpastiannya (uncertainty). Semua bermula dari beraneka disrupsi, seperti pandemi, perang Rusia-Ukraina, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), ancaman inflasi, gangguan distribusi global, hingga ketidakmenentuan kebijakan pemerintah.

"Disrupsi semacam itu membuat kita semua, anggota masyarakat dan dunia bisnis, menghadapi dampak ekonomi dan psikologis yang tidak ringan. Situasi ketidakpastian yang makin tinggi ini menuntut kita bersikap cerdas dan cermat. Ini saatnya kita untuk berkolaborasi karena kalau engggak collab, bakal kolaps," tuturnya.