Ifishdeco cari dana segar tingkatkan produksi bijih nikel

PT Ifishdeco Tbk. (IFSH) mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

PT Ifishdeco Tbk. (IFSH) mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, Kamis (5/12). Emiten yang bergerak di bidang pertambangan bijih nikel ini menjadi perusahaan tercatat ke-50 yang melantai di bursa pada 2019. Alinea.id/Annisa Saumi

PT Ifishdeco Tbk. (IFSH) mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, Kamis (5/12). Emiten yang bergerak di bidang pertambangan bijih nikel ini menjadi perusahaan tercatat ke-50 yang melantai di bursa pada 2019.

Perseroan melepas sebanyak 425 juta lembar saham atau setara dengan 20% modal disetor dan ditempatkan perseroan. Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham Ifishdeco dibuka naik 50% ke level Rp660 dari harga penawaran Rp440. Saham Ifishdeco ditransaksikan sebanyak 85 kali dengan volume 8.515 lot dengan nilai Rp557,78 juta.

Presiden Direktur Ifishdeco Oei Harry Fong Jaya mengatakan dari proses IPO ini perseroan memperoleh dana segar sebanyak Rp187 miliar. Rencananya, dana perolehan IPO ini sebesar 83,78% akan digunakan untuk mengembangkan usaha anak, yaitu PT Bintang Smelter Indonesia (PT BSI).

"Nanti PT BSI akan menggunakan dana itu untuk down payment pembelian dua line mesin Rotary Klin-Electric Furnace (RKEF)," kata Oei di gedung BEI, Jakarta, Kamis (5/12).

Oei menjelaskan RKEF yang akan dibeli oleh PT BSI adalah RKEF 36 MW atau 36.000 KVA. Mesin RKEF tersebut akan digunakan sebagai mesin pengolahan dan pemurnian bijih nikel untuk menghasilkan produk feronikel (FeNi). Kapasitas produksi mesin RKEF ini adalah 60.000 Ton FeNi/tahun atau sebesar 120.000 Ton FeNi/tahun untuk 2 (dua) Mesin RKEF.