IHSG dan rupiah masih di bawah tekanan

Faktornya berasal dari eksternal dan internal. Seperti depresiasi nilai tukar Lira Turki dan semakin melebarnya defisit neraca pembayaran

Petugas menunjukkan uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang Bank BTN, Jakarta, Jumat (20/7)./AntaraFoto

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali terkoreksi dengan support dan resistance di level 5.803-5.977.

Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus, mengatakan, ketegangan hubungan antara AS dan Turki, serta melemahnya nilai tukar Lira yang mengancam terjadinya krisis keuangan Turki menjadi perhatian pasar. 

"Pasar khawatir ada dampak sistemik seperti Yunani. Meskipun tidak secara langsung, tetapi kenyataannya ini lah yang terjadi," jelas Nico kepada Alinea.id, Selasa (14/8).

IHSG ditutup turun sebesar -3,55% menjadi 5.861 pada penutupan perdagangan, kemarin. Semua sektor industri mengalami penurunan. Penurunan terbesar pada sektor industri pertambangan -4,98% dan keuangan -4,16%. Sementara investor asing mencatatkan net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp 646.8 miliar.

Anjloknya nilai tukar Lira Turki dikhawatirkan berdampak pada pasar negara berkembang, mengakibatkan perpindahan dari asset beresiko kepada yang lebih aman.