Indonesia, negara maritim pengimpor garam

Peningkatan luas areal garam harus dipacu untuk meningkatkan produktivitas garam. Berikut juga permodalan dan teknologi pengeringan.

Pekerja menyortir garam beryodium di sebuah industri rumahan pengolahan garam beryodium di Desa Kedungmalang, Kedung, Jepara, Jawa Tengah, Selasa (16/1). Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan Indonesia dapat mencapai swasembada garam pada 2020 dengan sejumlah upaya diantaranya dengan pembangunan gudang garam rakyat, pembukaan lahan baru, ekstensifikasi lahan, serta intensifikasi teknologi pada sentra industri garam. Sumber foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan

Belum selesai urusan impor beras, kali ini impor garam menjadi sorotan. Seperti ramai diberitakan, Pemerintahan Joko Widodo membuka keran impor garam sebanyak 3,7 juta ton. Kabar itu makin bising terdengar setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku hanya merekomendasikan impor garam 2,1 juta. Angka ini lebih kecil dari keputusan Pemerintah. 

"Impor sekarang tidak mengindahkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh KKP," kata Susi Pudjiastuti dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Senin (22/1) seperti dikutip Antara.

Menurut Susi, rekomendasi yang dikeluarkan pihaknya untuk impor garam adalah 2,17 juta ton. Hal ini kerap dibulatkan berbagai pihak menjadi 2,2 juta ton.

Dia menginginkan agar berbagai pihak jangan sampai mempolitisasi permasalahan impor garam. Rekomendasi yang dikeluarkan juga telah melalui hasil investigasi yang dilakukan oleh KKP, yakni hasil produksi petani garam selama ini sudah cukup baik.

Bila ada kenaikan harga dalam komoditas garam yang diproduksi domestik, maka sebenarnya hal tersebut menguntungkan petani garam nasional yang telah memproduksi komoditas garam tersebut di berbagai daerah.