BPS: Impor perhiasan turun 91,54%, sayuran melonjak 113,33%

Penurunan impor April 2020 disebabkan oleh turunnya nilai impor migas dan impor nonmigas.

Ilustrasi perhiasan. BPS mencatat impor logam mulia, perhiasan atau permata turun 91,54%. Foto Shutterstock.

Impor Indonesia tercatat turun 6,10% sepanjang April 2020 menjadi US$12,54 miliar dibandingkan Maret 2020.  

"Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor migas dan impor nonmigas," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto dalam video conference, Jumat (15/5).

BPS mencatat nilai impor nonmigas mengalami penurunan 0,53% dari sebesar US$11,75 di Maret, menjadi US$11,68 di April 2020. Apabila dilihat lebih rinci, penurunan terbesar dialami golongan logam mulia, perhiasan atau permata sebesar US$225,2 juta atau 91,54%, diikuti oleh golongan senjata dan amunisi serta bagiannya US$186,3 juta (99,57%), besi dan baja US$119,8 juta (15,21%), kendaraan dan bagiannya US$101,4 juta (20,27%), serta plastik dan barang dari plastik US$38,3 juta (5,23%).

Di sisi lain, lonjakan impor terjadi pada sejumlah golongan barang. Yakni, golongan ampas atau sisa industri makanan mengalami peningkatan terbesar, yaitu US$143,8 juta atau 72,41%. Golongan barang dengan peningkatan terbesar berikutnya adalah pupuk US$83,2 juta (109,47%), sayuran US$59,5 juta (113,33%), mesin dan perlengkapan elektrik US$56,5 juta (3,51%), dan golongan berbagai produk kimia US$55,3 juta (23,45%).

Sementara itu, impor migas pada April turun tajam 46,83% atau hanya mencapai US$854 juta dibandingkan Maret yang mencapai US$1,60 miliar. Penurunan impor migas dipicu oleh turunnya nilai impor seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah menjadi US$173 juta, dibandingkan dengan Maret yang mencapai US$548 juta. Lalu, hasil minyak menjadi US$529 juta dibandingkan Maret yang mencapai US$822 juta dan juga gas dari US$235 juta di Maret, menjadi US$150 juta di April.