INDEF: Pada 2022, 40% dari GDP berasal dari digitalisasi

Perkembangan Fintech di Indonesia mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto sebesar Rp25,97 triliun

Ilustrasi/shutterstock

Perkembangan teknologi dapat berdampak pada pertumbuhan industri di masa depan. Kini, banyak perusahaan di negara memperluas lini bisnisnya ke sektor digital.

International Data Corporation (IDC) pun memprediksi Indonesia akan menjadi pemimpin dalam ekonomi digital di Asia Tenggara. Nilai pasarnya akan menembus angka US$130 miliar di tahun 2020 mendatang.

Bahkan pada 2022 nanti, setidaknya sekitar 40% dari Gross Domestic Product (GDP) Indonesia akan berasal dari hasil digitalisasi, di mana pertumbuhan di setiap industrinya didorong oleh kemajuan digital, sisi operasional, serta relasi.

Dalam skala yang lebih besar, yaitu di Asia Pasifik, transformasi digital itu akan mendongkrak GDP Asia Pasifik dengan nilai sekitar US$1,16 triliun pada tahun 2021. Tidak hanya itu, digitalisasi ini juga diperkirakan mampu meningkatkan pertumbuhan sebesar 0,8% per tahun.

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bersama dengan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) membuat sebuah kajian tentang Peran FinTech terhadap Ekonomi Indonesia dengan menggunakan analisis Input-Output (I-O).