Indef memprediksi inflasi pada 2023 di kisaran 6-7%

Angka tersebut di atas target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, yaitu 3,6%.

Ekonom Senior Indef Aviliani dalam Rilis Survei Nasional LSI: "Kondisi Ekonomi dan Peta Politik Menjelang 2024" di Jakarta, Minggu (4/9/2022). Foto: Antara/Youtube Lembaga Survei Indonesia LSI_Lembaga

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan, inflasi akan berada di kisaran 6-7% pada 2023. Angka tersebut di atas target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, yaitu 3,6%.

Kendati begitu, ekonom senior Indef Aviliani mengatakan, tingginya inflasi pada 2023 masih bisa diantisipasi oleh Indonesia. Langkah pemerintah memberikan insentif ke pemerintah daerah turut meningkatkan kemandirian pangan di daerah, sehingga menjaga laju inflasi daerah.

“Saya melihat inflasi tahun depan bisa di bawah 7%, tetapi masih 6% karena kemandirian pangan akan tumbuh dari masyarakat secara grassroot dan yang kedua secara konglomerasi sekarang sudah mulai main di pangan,” ucap Aviliani dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2023 "Mengelola Ketidakpastian Ekonomi di Tahun Politik" pada Senin (5/12).

Namun, pada saat yang sama bila kondisi nilai tukar rupiah masih di angka Rp15.000 pada 2023, maka akan memengaruhi harga pangan dari sisi industri makanan dan minuman.

“Beberapa perusahaaan makanan dan minuman mengatakan, kalau rupiah pada posisi Rp15.000, mereka tidak mampu mempertahankan harga. Jadi akan ada kenaikan harga-harga, khususnya makanan minuman di tahun depan,” kata Aviliani.