Indef ungkap 3 'hantu' ekonomi nasional pada 2022

Varian Omicron yang menyebar sangat cepat telah menghambat tren pemulihan ekonomi global di 2021.

Wakil Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto di Jakarta, Rabu (22/1/2020). Foto Antara/Astrid Faidlatul Habibah/pri.

Tantangan ekonomi global masih banyak menghantui perekonomian di 2022. Mulai dari varian baru Omicron, harga minyak, hingga tapering. Untuk harga minyak, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) bahkan memproyeksikan bisa menyentuh US$100 per barel.

Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menjelaskan, tantangan pertama dari perekonomian global adalah varian baru Omicron. Varian Omicron yang menyebar sangat cepat telah menghambat tren pemulihan ekonomi global di 2021.

Sementara di 2022 ini Omicron bisa menjadi ancaman bagi pemulihan ekonomi nasional dengan meningkatnya kasus positif. Di Indonesia sendiri, menurutnya, kemungkinan dalam tiga bulan ini akan ada lonjakan, sehingga di triwulan I akan cukup sulit capai pertumbuhan ekonomi di atas 5%.

"Ada lonjakan kasus triwulan I, probability capai di atas 5% akan agak sulit, mau tumbuh 5,2% (year on year di 2022) rerata di atas 5%, minimal 5,2%," ungkap Eko dalam diskusi 'Kebijakan Tak Fokus, Pemulihan Pupus: Tanggapan terhadap Kinerja Ekonomi 2021' Selasa (8/2).

Tantangan kedua, menurutnya, adalah lonjakan harga minyak. Tensi geopolitik global antara Rusia dan Ukraina sedang meningkat. Di mana mereka melibatkan negara-negara dengan perekonomian dominan di dunia.