Indonesia-Jepang sepakati perpanjang kerjasama BSA

Kerjasama ini dilakukan untuk mengatasi kesulitan likuiditas akibat permasalahan neraca pembayaran dan likuiditas jangka pendek.

ilustrasi

Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan Jepang menyepakati melakukan rencana amandemen kerjasama bilateral swap arrengement (BSA) ke dua negara. Rencana ini merupakan amandemen lanjutan dari kesepakatan sebelumnya. Dengan fasilitas ini BI optimistis bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. 

Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia, Doddy Zulverdi, menjelaskan, dalam rencana amandemen, memperbolehkan Indonesia melakukan swap rupiah. Bukan hanya dengan dollar US, tetapi juga dengan yen.

Kerjasama ini dilakukan untuk mengatasi kesulitan likuiditas akibat permasalahan neraca pembayaran dan likuiditas jangka pendek. Kerja sama BSA ini juga mendukung upaya untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan di kawasan, serta melengkapi jaring pengaman keuangan yang telah ada baik di tingkat regional maupun global. 

"Total kerja sama ini mencapai US$ 22,76 milliar. Tergantung bagaimana kebutuhan Bank Indonesia. Jadi tidak ada batasan berapa dollar dan yen. Kalau BI butuh banyak dollar, itu yang kita pakai," terang Doddy, Jum'at (4/5). 

Diberlakukannya swap bukan hanya dollar, tapi dengan yen sebagai upaya mendorong penggunaan mata uang lokal di kawasan dunia berkembang. Kerjasama ini juga hanya bersifat satu arah, yakni Indonesia ke Jepang, karena Jepang memiliki cadangan devisa yang cukup banyak.