Presiden Jokowi: Indonesia masih tertinggal dalam menangkap peluang ekspor

Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar kopi yang ke-8 di dunia. Padahal merupakan produsen kopi nomor 4 dunia.

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Jakarta (21/05/2019). Foto Antara/dokumentasi

Presiden Joko Widodo menyampaikan salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional, adalah dengan meningkatkan ekspor. Presiden melihat potensi ekspor Indonesia masih sangat besar dari sisi keragaman produk komoditi, kreativitas dan kualitas, volume dan tujuan negara ekspor. 

Presiden sendiri mengaku senang melihat nilai ekspor Indonesia periode Januari sampai Oktober 2020 surplus US$17,07 miliar. Namun, Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain dalam menangkap peluang ekspor.

"Saya ambil contoh dalam ekspor kopi. Pada 2019 Indonesia merupakan produsen kopi terbesar nomor 4 di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Namun, Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar kopi yang ke-8 di dunia. Kalah dengan Brazil, Swiss, Jerman, Kolombia, bahkan oleh Vietnam," kata Presiden Jokowi, Jumat (4/7).

Potret kinerja ekspor kopi Indonesia, masih tertinggal dengan Vietnam yang pada 2019 mencapai US$2,22 miliar, dibanding kinerja ekspor kopi Indonesia pada 2019 yang berada di angka US$883,12 juta. 

Begitu pula dengan komoditi ekspor yang lain, tutur Jokowi, juga masih tertinggal. Presiden melihat Indonesia menjadi produsen garmen terbesar kedelapan di dunia, tetapi kenyataannya Indonesia menjadi eksportir garmen ke-22 terbesar dunia.