Industri dan produk tekstil Indonesia melemah di kuartal III-2022

Pelemahan ini terjadi karena kondisi ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat yang sedang tertekan. 

Ilustrasi industri tekstil. Foto Antara.

Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) mengatakan, pertumbuhan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia di kuartal III-2022 mulai menunjukkan adanya pelemahan, baik dari sisi pasar ekspor maupun domestik. Padahal sebelumnya, pada kuartal I-2022 dari laporan APSyFI mencapai 12,25% year on year (yoy) dan di kuartal II naik di level 13% yoy.

“Kuartal I dan II pertumbuhan kita sangat baik, namun di kuartal III mulai ada pelemahan di pasar ekspor maupun domestik,” ujar Ketua Umum APSyFI Redma Gita Wirawasta kepada Alinea.id, Senin (12/9).

Menurutnya, pelemahan ini terjadi karena kondisi ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang sedang tertekan. 

Saat ini diketahui inflasi di Eropa tercatat menembus 9,1% pada Agustu 2022 dan menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Sedangkan, inflasi di AS meski telah menurun menjadi 8,5% dari sebelumnya mencapai 9,1% masih memberikan tekanan bagi perekonomian mereka.

Tingginya inflasi turut serta membuat daya beli dan konsumsi masyarakat menurun. Hal ini yang juga memberikan dampak rambatan pada penurunan permintaan pasar untuk industri TPT.