Industri manufaktur sumbang 75% ekspor setara US$93 miliar

Industri manufaktur berkontribusi paling besar terhadap nilai ekspor nasional hingga September 2019.

Industri manufaktur atau pengolahan masih memberikan kontribusi paling besar terhadap nilai ekspor nasional. / Antara Foto

Industri manufaktur atau pengolahan masih memberikan kontribusi paling besar terhadap nilai ekspor nasional. Kementerian Perindustrian mencatat pada Januari-September 2019, nilai pengapalan produk sektor pengolahan menembus hingga US$93,7 miliar atau menyumbang 75,51% terhadap total ekspor nasional yang mencapai US$124,1 miliar.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan kontribusi sektor industri manufaktur yang lebih dari 75% tersebut, mematahkan bahwa ekspor nasional tidak sepenuhnya komoditas. 

“Artinya, peran hilirisasi industri dalam meningkatkan nilai tambah juga berjalan dan produk kita kompetitif di kancah global,” kata Airlangga dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (17/10).

Airlangga mengungkapkan, pihaknya akan menghapus 18 regulasi untuk mempermudah laju ekspor dan investasi. Hal ini juga sebagai upaya mengantisipasi berlanjutnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang diprediksi berdampak pada terjadinya resesi global. 

“Ada 18 regulasi yang sedang difinalisasi, yang 12 dihapuskan, dan enam lagi disederhanakan. Prosesnya sedang dikebut agar bisa langsung diimplementasikan sebelum pelantikan kabinet baru,” ujarnya.