Infrastruktur: Masalah laten industri logistik tanah air

Skor indeks performa logistik Indonesia merosot jauh dari urutan 46 ke posisi 63 dari 139 negara.

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, menyebut muatan kapal tol laut terus meningkat setiap tahun. Dokumentasi Kemenhub.

Industri logistik memiliki peran penting bagi Indonesia, yakni sebagai penopang perekonomian nasional. Sebab, kegiatan logistik dapat meningkatkan produktivitas sektor industri lainnya dan membuat pertumbuhan ekonomi terdongkrak. Pencapaian tingkat kinerja yang tinggi dalam bidang logistik juga bersifat penting untuk profitabilitas dan efisiensi ekonomi nasional dan ekonomi global.

Pada kuartal-III 2023 misalnya, Badan Pusat Statistik mencatat, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh hingga 14,74% secara tahunan (year on year/yoy). Membuat sektor ini menyumbang 5,98% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. 

Meski memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi, bahkan menjadi yang paling tinggi di antara sektor industri lainnya, nyatanya kinerja industri logistik tidak begitu memuaskan. Hal ini pun diamini Sekretaris Menteri Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono, dalam acara Peningkatan Kinerja Logistik melalui Utilisasi Layanan National Logistic Ecosystem (NLE) belum lama ini. 

“Masih perlu didorong berbagai inisiatif untuk meningkatkan logistik kita terutama yang berbasis komoditas atau commodity base approach untuk menciptakan berbagai sentra industri dan pertumbuhan ekonomi baru,” katanya. 

Bank Dunia (World Bank) dalam laporannya mencatat, skor indeks performa logistik (LPI) Indonesia sebesar 3 poin dari skala 0-5 pada 2023. Nilai tersebut turun 4,76% dibandingkan pada 2018 yang sebesar 3,15 poin. Skor LPI ini dihitung berdasarkan enam dimensi, yakni bea cukai, infrastruktur, pengiriman internasional, kualitas dan kompetensi logistik, pelacakan dan penelusuran barang, dan ketepatan waktu.