Konflik Rusia-Ukraina diprediksi berdampak pada tarif listrik

Tarif listrik diprediksi naik akibat konflik Rusia-Ukraina.

ilustrasi. Istimewa

DPR memprediksi akan adanya kenaikan tarif listrik akibat invasi Rusia terhadap Ukraina. Pasalnya, konflik kedua negara tersebut sudah membuat kenaikan Indonesian Crude Price (ICP).

Diketahui, pembangkit listrik Indonesia sendiri masih menggunakan BBM. Oleh karenanya, kenaikan US$1 per barel berdampak pada tambahan subsidi dan kompensasi listrik sebesar Rp295 miliar. 

“Sejatinya kenaikan minyak dunia juga akan mengerek harga minyak mentah ICP. Saat ini minyak mentah dunia telah melewati batas US$100 per barrel. Padahal dalam APBN harga ICP hanya dipatok US$63 per barel. Artinya, ada selisih US$37 per barrel,” kata Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan dalam keterangan resminya, Minggu (6/3). 

Politikus Partai Gerindra itu melanjutkan, kenaikan ICP akan berdampak pada sisi pendapatan dan belanja negara.

Dari sisi pendapatan negara, kenaikan ICP akan meningkatkan pendapatan negara yang berbasis komoditas migas, yaitu pajak penghasilan (PPh) migas dan pendapatan negara bukan pajak SDA migas. Sementara dari sisi belanja negara, kenaikan ICP akan meningkatkan subsidi energi, dana bagi hasil (DBH), anggaran pendidikan, dan anggaran kesehatan.