Investasi China di Indonesia meroket, defisit perdagangan melebar

Indonesia menempati posisi ke-15 negara pengekspor ke China dengan nilai US$31,42 miliar yang didominasi oleh kelapa sawit, dan batu bara.

Dokumentasi-Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi didampingi Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun (kiri) menyampaikan potensi produksi manggis di Indonesia kepada Menteri Bea Cukai China (GACC) Ni Yue Feng (kiri membelakangi lensa) sebelum penandatanganan protokol impor manggis dari Indonesia di Beijing pada 25 April 2019. Foto Antara/M Irfan Ilmie)

Nilai investasi asing asal China di Indonesia sepanjang 2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, namun devisit perdagangan Indonesia semakin melebar, bahkan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

"Diplomasi ekonomi Indonesia selama 2019 di China berhasil meningkatkan nilai inbound investasi sebesar 81,3 persen," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dalam laporan berjudul "Capaian Diplomasi Ekonomi Indonesia Tahun 2019 di Tiongkok" di Beijing, Sabtu.

Ia menyebutkan jumlah proyek investasi dari China yang direalisasikan di Indonesia selama periode Januari-September 2019 mencapai 1.888 unit dengan nilai US$3,31 miliar. Pada periode yang sama 2018 jumlah proyek hanya 1.059 unit dengan nilai US$1,83 miliar.

Selama kuartal III-2019 sebanyak 23 perjanjian kerja sama pengembangan empat koridor ekonomi di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali telah ditandatangani.

Perjanjian kerja sama meliputi pengembangan techno park, industrial park, pengolahan limbah, pembangkit tenaga listrik, e-dagang, pengembangan transportasi, pelabuhan, kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, pengembangan jaringan telekomunikasi berbasis 5G, dan industri perikanan.