Wimboh: Investor asing kritik pasar modal Indonesia kurang instrumen hedging

Akibat kurangnya instrumen hedging ini, ketika sentimen negatif muncul, maka investor asing melakukan strategi jual atau sell off.

Ilustrasi. sdmayer.com

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, banyak investor asing mengkritik pasar modal Indonesia yang memiliki instrumen lindung nilai atau hedging yang kurang lengkap.

Akibat kurangnya instrumen hedging ini, ketika sentimen negatif muncul, maka investor asing melakukan strategi jual atau sell off.

"Mulai dari nilai tukarnya, risiko suku bunga, maupun hedging default, belum begitu banyak. Sehingga investor asing ini kalau ada sentimen negatif, pasti strateginya sell off karena tidak ada hedging yang mumpuni. Kalaupun ada cukup mahal, terutama nilai tukar. Ini adalah tantangan kita bersama," kata Wimboh dalam pembukaan Capital Market Summit and Expo (CMSE), Senin (19/10).

Dia pun berharap instrumen hedging tersebut menjadi lebih banyak dan memenuhi pasar modal Indonesia. Selain instrumen hedging, instrumen lain juga diharapkan bisa memenuhi pasar modal sehingga bisa menjangkau investor retail.

"Karena 73% transaksi di pasar saham berasal dari retail. Ini adalah transaksi yang paling banyak dalam lima tahun terakhir," tuturnya.