Jebakan pangsa pasar satu digit ekonomi syariah

Pangsa pasar keuangan syariah yang minim justru jadi peluang makin besarnya ruang pertumbuhan.

Ilustrasi Alinea.id/Oky Diaz.

Gembar-gembor Indonesia sebagai negara yang didominasi muslim, bukan jaminan keuangan syariah lantas memiliki pangsa pasar luas. Dibandingkan sistem konvensional, keuangan syariah baik perbankan maupun pasar keuangan masih tertinggal jauh. 

Paradoks ini terlihat dari laporan Global State of Islamic Economy Report 2020. Sebagai negara dengan populasi penduduk muslim mencapai 87,2%, pangsa pasar keuangan syariah nyatanya masih rendah. Survei literasi keuangan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019, menunjukkan keuangan syariah masih di kisaran 8,93%. 

Padahal, literasi keuangan secara keseluruhan sudah mencapai 37,7%. Begitupun pada inklusi keuangan syariah, yang juga masih begitu rendah yaitu sebesar 9,1%. Sementara, inklusi keuangan keseluruhan telah mencapai 76,2%. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap, aset keuangan syariah di Indonesia per Maret 2021 telah mencapai Rp1.862,7 triliun. Aset itu setara dengan 9,96% dari seluruh aset industri keuangan dan belum termasuk kapitalisasi saham syariah di pasar modal. 

"Dari sisi aset, sektor keuangan syariah Indonesia selama ini tumbuh kuat," katanya dalam acara Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Kamis (15/7).