Jebloknya realisasi investasi dan obral pajak yang sepi peminat

Realisasi investasi lesu, sementara iming-iming obral pajak yang diberikan oleh pemerintah kurang dilirik investor.

Pekerja beraktivitas menggarap proyek pembangunan jalan layang atau Fly Over, di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Rabu (11/12/2019). Foto Antara//Risky Andrianto/foc.

Realisasi penanaman modal di 2019 tak bertenaga. Sepanjang Januari hingga September 2019, pemerintah baru mengantongi investasi Rp601,3 triliun atau setara dengan 75,6% dari target tahun ini sebesar Rp792,3 triliun.

Angka itu melanjutkan kinerja buruk realisasi investasi dalam satu tahun terakhir. Investasi pada tahun 2018 hanya sanggup tumbuh 4,1% atau anjlok dibandingkan 2017 yang tumbuh 13,1%. 

Pertumbuhan investasi di triwulan I 2019 juga hanya satu digit di 5,3%, sekaligus menjadi yang terendah dalam lima tahun terakhir dalam periode yang sama. Apabila dibandingkan dengan realisasi investasi triwulan I sejak beberapa tahun terakhir, mampu tumbuh hingga dua digit, seperti pada 2014 yang tumbuh 14,6%;  2015 sebesar 16,7%; 2016 sebesar 17,6%, kemudian 2017 sebesar 13,17%, dan pada 2018 tumbuh 11,76%.

Menilik data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi sebenarnya cukup moncer pada awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Sepanjang 2014, investasi  mencapai Rp463,1 triliun atau naik 16,2%. Sebagai catatan, Jokowi pertama kali menjabat sebagai Presiden pada Oktober 2014. 

Pada 2015 yang merupakan tahun pertama Jokowi penuh memerintah, realisasi investasi naik 17,8% menjadi Rp545,5 triliun dan melebihi target yang dipatok sebelumnya sebesar Rp519,5 triliun.