Jenama-jenama lokal yang makin berjaya, berdayakan perajin lokal dan raih omzet puluhan juta saat pandemi

Merek-merek lokal makin merajai negeri sendiri. UMKM fesyen dan makanan sanggup meraup omzet puluhan juta. 

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang terdampak Covid-19. Namun, sebesar apapun pukulan yang menghantamnya, sektor akar rumput ini tetap bisa bertahan. 

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), hingga Maret 2021 kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) sudah mencapai 61,07% atau senilai Rp8.573,89 triliun dengan jumlah UMKM mencapai 64,2 juta.

Capaian ini tidak jauh berbeda dengan kontribusi sebelum pandemi atau pada 2018, di mana UMKM menyumbang 61% dari total PDB atau sekitar Rp8.400 triliun.

Di sisi lain, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) terhadap 2.509 UMKM, menunjukkan hanya 1,8% yang tutup sementara akibat pagebluk di kuartal II-2021. Angka ini jelas turun, jika dibandingkan dengan penutupan UMKM pada periode Maret hingga April 2020, yang mencapai 54,4%. 

Dengan kondisi ini, tak heran jika kemudian pemerintah membidik kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional pada 2021 mencapai 62,36% dan menembus 65% di 2025.