Jokowi mau proyek LNG Blok Masela segera dituntaskan, siapa diuntungkan?

Pembangunan Blok Masela molor menyusul rencana Shell, yang memiliki hak partisipasi 35% di Blok Masela, untuk hengkang.

Ilustrasi ladang migas di lepas pantai (offshore). Freepik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau pembangunan lapangan hulu minyak dan gas abadi Blok Masela di Laut Arafura, Maluku, segera diselesaikan. Demikian disampaikannya saat mengunjungi Pasar Olilit, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Jumat (2/9).

"Blok Masela itu terus kita dorong, yang semula dulu sebetulnya sudah akan jalan Inpex, kemudian Shell. Tetapi, karena saat itu harganya [minyak] rendah sehingga ada satu yang mundur, pengerjaannya juga ikut mundur," ujarnya, melansir situs web Sekretariat Kabinet (Setkab).

"Partner yang baru terus kita dorong agar segera terbentuk lagi sehingga segera dimulai [pembangunan] Blok Masela," imbuh mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Saham Blok Masela dikuasai Inpex, korporasi asal Jepang, sebesar 65% dan sisanya dimiliki Shell Upstrem Overseas Ltd. Belakangan, Jokowi mendorong Indonesia Investment Authority (INA) menggantikan posisi Shell, yang hendak hengkang.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan Inpex mendapatkan mitra pada akhir 2022. Pangkalnya, proyek ditargetkan mulai berproduksi (onstream) per 2027.