Jokowi minta pangkas regulasi industri farmasi

Industri farmasi mengalami defisit neraca dagang, karena 95% bahan baku obat masih tergantung pada impor.

Presiden Joko Widodo (jokowi) meminta agar regulasi yang menjadi kendala di industri farmasi dan alat-alat kesehatan dipangkas. / PT Kimia Farma Tbk.

Presiden Joko Widodo (jokowi) meminta agar regulasi yang menjadi kendala di industri farmasi dan alat-alat kesehatan dipangkas atau disederhanakan sehingga industri farmasi bisa tumbuh dan masyarakat bisa membeli obat dengan harga yang lebih murah.

 “Laporan yang saya terima, 95% bahan baku obat masih tergantung pada impor. Ini sudah enggak boleh lagi dibiarkan berlama-lama,” kata Presiden Jokowi di Jakarta, Kamis (21/11). 

Selain itu, aJokowi meminta skema insentif bagi riset-riset yang menghasilkan temuan obat maupun alat kesehatan terbaru dengan harga yang kompetitif dibandingkan produk-produk impor. “Tolong ini juga digarisbawahi. Dan selanjutnya hasil riset itu disambungkan dengan industri penghasil alat kesehatan di dalam negeri,” ujar Presiden. 

Sementara, pada 2018, defisit neraca farmasi mencapai US$1.136 juta atau meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar US$1.101 juta.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan strategi untuk memperkecil defisit neraca ekspor-impor industri farmasi.