Jonan: Keuangan Pertamina seret

Meski resmi mengambilalih Blok Rokan dari Chevron, kondisi keuangan PT Pertamina (Persero) ternyata tengah seret.

Pertamina telah menyiapkan investasi hingga US$5,6 miliar setara Rp81,2 triliun sepanjang periode 2018. Alokasi belanja modal (capital expenditure/Capex) itu meningkat dari realisasi tahun sebelumnya US$4 miliar. / Istimewa

Meski resmi mengambilalih Blok Rokan dari Chevron, kondisi keuangan PT Pertamina (Persero) ternyata tengah seret.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan kondisi keuangan Pertamina tidak dalam ambang kebangkrutan.

"Kalau anda bilang Pertamina keuangannya seret, itu betul. Saya enggak bilang bangkrut loh ya. Tapi masih bisa jalan enggak? Bisa," kata Jonan, Rabu (1/8).

Alasan tersebut dibeberkan Jonan berdasarkan pengambilalihan Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia oleh Pertamina. Menurutnya, untuk mengajukan proposal di Blok Rokan haruslah memiliki modal yang besar. Saat Pertamina mengajukan pengambilalihan, maka itu bisa diasumsikan bahwa Pertamina masih memiliki uang besar.

Dia menjelaskan, terdapat tiga hal yang membuat Pertamina selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mampu menjalankan tugas yang diberikan oleh pemerintah. Pertama adalah Pertamina memiliki resources yang sangat besar, dengan pangsa pasar yang besar.