'Jurus' Kementan menyongsong teknologi 4.0

Perlu peran generasi milenial yang kreatif dan inovatif agar ada peningkatan berbagai hal.

Ilustrasi. Pixabay

Pandemi coronavirus baru (Covid-19) berdampak besar terhadap dunia, seperti memperbesar ancaman krisis pangan. Pangkalnya, pagebluk membuat ketersediaan pangan masyarakat dan restriksi ekspor pangan global terganggu, termasuk di Indonesia, lantaran pembatasan aktivitas berdampak terhadap produksi pertanian.

Menurut The Economist Intellegence Unit (EIU) dalam Global Food Security Index (GFSI), peringkat ketahanan pangan Indonesia naik dari 65 dari 113 negara pada 2018 dan menjadi 62 di tahun 2019. Di kancah ASEAN berada di peringkat lima dari sembilan negara dan posisi ke-12 di kawasan Asia Pasifik.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementrian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri, menyatakan, pihaknya memiliki strategi yang akan diterapkan pada 2020-2024. Mencakup agenda darurat, jangka menengah, dan jangka panjang. Masing-masing memiliki program berbeda.

"Sehingga, kami memiliki program-program yang kami sebut sebagai cara bertindak yang langsung kita laksanakan secara sinergis," ucapnya dalam Alinea Forum bertajuk "Memperkuat Pertanian kala Pandemi", Selasa (24/8).

Untuk meningkatkan ketahanan pangan, sambungnya, ada empat upaya yang dilakukan Kementan. Dimulai dari peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, serta pengembangan pertanian modern.