Jurus UMKM raup cuan kala Ramadan

Selain membuka lapak secara offline, penjual di era digital juga harus memanfaatkan penjualan via marketplace dengan beragam fiturnya.

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Sejak memutuskan resign sebagai karyawan swasta, Nina (37) langsung membangun usaha kulinernya. Lulusan fakultas hukum universitas negeri di Jawa Tengah ini menjual makanan basah dan camilan dalam bentuk beku (frozen). Ia juga memutuskan merambah marketplace untuk memperluas jangkauan pemasarannya dengan jenama Parisya Snack Food.

Pastel, bakpao, samosa, donat maupun risol ia jual dalam bentuk beku. Ada pula brownies, roti sobek, bolen dan jenis pastry lainnya. Dari dapur rumahnya di kawasan Tangerang Selatan, Nina memproduksi aneka jajanan itu setiap hari. Namun, toko online makanan jelas memiliki tantangan dalam hal pengiriman.

“Pintar-pintarnya atur jenis pengiriman. Kalau samosa misalnya, itu harus pakai ojek online, enggak bisa pakai ekspedisi, nah itu saya tulis di deskripsi,” katanya saat berbincang dengan Alinea.id, Rabu (30/3).

Selain samosa, makanan beku lainnya juga hanya bisa merambah wilayah Jabodetabek saja demi menjaga kualitas makanan. Namun, meski pasarnya tak luas Nina mengaku puas bisa berjualan secara online.

Berjualan online selama enam tahun terakhir juga membuat Nina kian paham perilaku konsumennya. Dia mencatat, pesanan biasanya cukup banyak di akhir bulan hingga awal bulan atau setelah gajian.