Kadin: industri perikanan terpukul dan susah bangkit

Industri perikanan Indonesia masih tertinggal dari negara lainnya, seperti Vietnam dan Papua Nugini.

Pekerja menyiapkan ikan untuk dilelang di tempat pelelangan ikan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (9/1). Kementerian Kelautan dan Perikanan menaikan target perikanan tangkap tahun 2018 sebesar 9,45 juta ton dari target tahun sebelumnya yang hanya sebesar 7,8 juta ton. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Indonesia, dikenal sebagai negara maritim dan merupakan salah satu pencipta pelaut terbanyak di dunia. Namun sayangnya, industri perikanan Indonesia saat ini justru tertinggal dari negara lain.

Vietnam, misalnya yang justru tak memiliki lautan seluas Indonesia. Sepanjang 2017, Vietnam tercatat mampu mengekspor ikan dan olahannya senilai US$ 8,3 miliar, sedangkan Indonesia hanya separuhnya. 

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kawasan Timur Indonesia (KTI) Andi Rukman Karumpa  mengatakan Vietnam bahkan mampu membangun industri makanan olahan berbasis kelautan yang kemudian diekspor ke mancanegara. “Asosiasi pengusaha seafood Vietnam (VASEP) menyampaikan ke kami, untuk ekspor seafood bahan baku udang saja mencapai US$ 3,8 miliar pada tahun lalu. Artinya, industrilisasi negara yang jauh lebih kecil dari Sumatera ini sudah jalan dan kita makin ketinggalan,” ujar Andi.    

Tak hanya dengan Vietnam, Indonesia juga tertinggal dari Papua Nugini untuk ekspor ikan tuna. Padahal, tahun 2012 ekspor ikan tuna Indonesia tiga kali lipat dari Papua Nugini. Saat ini ekspor tuna Papua Nugini delapan kali lebih besar dari Indonesia. 

"Tahun 2016 saja, Papua Nugini ekspor 872.744 ton, sedangkan kita hanya 115.953 ton. Kita kalah karena peralatan kapal mereka bobotnya 1.372 GT, sedangkan kita hanya 91,5 GT,” ucap Andi.