Kala kinerja BUMN Krakatau Steel masih terseok-seok

Meski harga baja sudah mulai merangkak naik, nyatanya, kinerja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. masih saja terseok-seok.

Krakatau Steel (KRAS) mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expediture/Capex) senilai US$555,78 juta setara dengan Rp7,6 triliun. / Perseroan

Meski harga baja sudah mulai merangkak naik, nyatanya, kinerja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. masih saja terseok-seok.

Tahun lalu, emiten pelat merah dengan kode saham KRAS tersebut masih membukukan kerugian bersih sebesar US$81,75 juta. Memang, nilai kerugian semakin turun hingga 52,39% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$171,69 juta.

Mulai turunnya rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk itu terjadi lantaran pendapatan perseroan mulai merangkak naik. Sepanjang periode 2017, pendapatan KRAS naik 7,76% menjadi US$1,45 miliar dibandingkan dengan sebelumnya US$1,34 miliar.

Direktur Utama Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menjelaskan salah satu faktor pendukung peningkatan pendapatan adalah naiknya harga jual rata-rata produk baja pada 2017. Dia mengatakan itu seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, Rabu (18/4).

"Harga jual rata-rata Hot Rolled Coil mengalami peningkatan 32,68% menjadi US$597 per ton pada 2017 dari US$450 per ton pada 2016," katanya seperti dilansir Antara.