Kartu Pra-Kerja untuk efek pandemi, jangan sampai mubazir
Pemerintah mempercepat peluncuran program Kartu Pra-Kerja untuk meredam dampak ekonomi dari coronavirus. Seberapa efektif?
Di tengah kelesuan ekonomi, banyak industri mulai merumahkan karyawan sehingga lapangan kerja semakin sempit. Berbagai cara dilakukan pemerintah Indonesia untuk meredam dampak ekonomi dari coronavirus (Covid-19/SARS-Cov2).
Salah satu jurus terbaru yang dilakukan adalah mempercepat peluncuran program Kartu Pra-Kerja, dari sebelumnya pertengahan April 2020, menjadi akhir Maret 2020. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, percepatan implementasi Kartu Pra-Kerja dilakukan sebagai upaya pemerintah menjaga daya beli masyarakat di tengah mewabahnya Covid-19.
“Ini memang ada jadwalnya yang dipercepat, di antaranya presiden untuk mengatur akibat dari Covid-19. Salah satu tujuannya adalah agar pengaruh dan dampak negatif Covid-19 ini dicover oleh Kartu Pra-Kerja,” kata Moeldoko kepada Alinea.id, Selasa (23/3).
Pemerintah akan merogoh kocek APBN untuk menyiapkan dana sebesar Rp10 triliun guna menyukseskan program tersebut. Rencananya, sekitar 2 juta angkatan kerja bakal dibiayai untuk mengikuti program pengembangan kemampuan di sejumlah lembaga-lembaga pelatihan dan platform digital yang sudah bekerja sama dengan Kartu Pra-Kerja.